MAJULAH PERSIJA PANTANG MUNDUR "1928" JAK MANIA TELUK GONK

Minggu, 24 November 2013

Sabtu, 23 November 2013

Berikut Kami rangkum pernyataan-pernyataan Bambang Pamungkas semalam di JFC (Bila salah mohon di koreksi) :

1. Bambang Pamungkas 75% TIDAK memperkuat Persija musim depan, tapi semua masih bisa berubah tergantung dari keseriusan manajemen.

2. Persija masih tetap menjadi PRIORITAS utama Bambang Pamungkas.

3. Bambang Pamungkas menuntut Persija bukan ingin menambah masalah yg saat ini dimiliki Persija, tapi ia mau masalah yang lalu agar cepat selesai, karena BP, Leo dan yang lainnya sudah menunggu selama 18 Bulan

4. Bambang Pamungkas berjanji suatu saat nanti akan kembali untuk Persija, dengan posisi apapun itu, entah pemain, pelatih, atau mungkin Ketua Umum.

5. Hingga saat ini BP belum ada kontrak dengan tim manapun dan masih tetap menunggu itikad baik dari manajemen Persija, bila tidak ada maka ia akan menerima pinangan dari tim lain.

6. BP TIDAK PERNAH meminta nilai gaji yang tinggi kepada manajemen, yang terpenting adalah Gajinya lancar tiap bulan.

7. BP merupakan pemain terakhir yang menanda tangani kontrak di Persija setelah pemain-pemain lainnya sudah deal (RESPECT)

8. BP : "musim kemarin saya masih mendo'akan yang terbaik untuk Persija saat bertanding, dengan selalu menggunakan kata ‪#‎PersijaDay‬ di saat Persija bertanding, NAMUN mungkin saja suatu saat nanti saya mengingin kan Persija kalah, dan menginginkan tim saya menang"

9. Bambang Pamungkas mengatakan Jersey Persija untuk musim depan bagus (Ayo pak manajemen, itu udah kode bahwa BEPE ingin mengenakan jersey itu di musim depan, dan pasti akan lebih bagus jika ada nama Bambang Pamungkas dengan nomer punggung 20)

10. Kapanpun pasti ada jalan tengah untuk BP dan manajemen selama ada komunikasi, namun sampai saat ini tak ada komunikasi apapun dari pihak manajemen ke BP itu sendiri, inilah yg membuat BP dkk menuntut Persija, terakhir berkomunikasi adalah saat penutupan jendela transfer musim lalu.

11. Bambang Pamungkas tidak pernah menentukan nominal berapapun untuk bermain di Persija, maka tidak benar jika dikatakan pada musim lalu bahwa BP dengan manajemen tidak deal, BP hanya ingin hak-haknya di musim-musim sebelumnya di selesaikan terlebih dahulu, baru membahas kontrak selanjutnya.

12. BP : "untuk saat ini yg harus jadi prioritas utama adalah bagaimana caranya agar Persija lolos dari verifikasi liga musim depan, bila lolos dan siapapun pemainnya kita harus hargai usaha manajemen itu"

13. BP melakukan semua ini demi Persija dan demi klub lain, dia ingin klub lebih menghargai para pemainnya.

14. BP : "apapun yang terjadi sama-sama tetap kita dukung Persija"

Yap itulah segelintir ucapan dari Bambang Pamungkas semalam, 75% ke klub lain, dan 25% di Persija musim depan, itu statemen saat ini, semuanya masih bisa berubah..

Ya kita sebagai Jakmania tentu saja menginginkan seorang BP20 berkostum Persija musim depan, namun jika memang ia harus ke klub lain kita harus tetap menghormati keputusannya..

Dan sedikit tambahan Persija sudah mendapatkan sponsor dari "Doku" tinggal tanda tangan kontrak saja..

(Siiangel Moujangparayangan)

 The Jak Mania Sampe Mampos

Rabu, 20 November 2013

ULTRAS PERSIJA 1928






Ultras persija 1928 adalah suporter persija yang masih termasuk dalam keluarga besar Jakmania.ultras persija berada di sector 5 GBK . berikut gambar-gambar ultras persija

ATRIBUT KAMI

1. Read Flare: Kami di stadion bukannya hanya bernyanyi dan beratraktif untuk Persija, tapi kami juga menyalakan kembang api untuk memeriahhkan pertandingan yang disebut dengan Read Flare. ya ini merupakan sebuah kembang api yg tidak bisa di dapat di sembarang tempat, dan kebanyakan yg memakai ini adalah suporter ber basis besar, salah satunya THE JAKMANIA. berhubung pihak aparat melarang kami untuk membawa masuk, jadi kami terpaksa kucing-kucingan sama aparat untuk membawa benda ini masuk stadion

INI DIA FOTO DOKUMENTASI BEBERAPA READ FLARE DI STADION




2. Suporter Smoke: benda satu ini juga sering ada di stadion, benda yg mengeluarkan asap orens ini membuat kami tambah garang di dalam stadion, baik di stadion sendiri maupun lawan. memang benda ini mengeluarkan asap yg begitu banyak dan peka, oleh sebab itu aparat juga melarang kami membawa benda ini masuk stadion. tapi kami tetap berusaha membawanya masuk





3. Shall: benda ini juga gak luput dari barang bawaan The Jakmania yang kadang mereka bentangkan dan genggap selama berangkat dari rumah hingga pulang, macam-macam tulisan dan bacaan yg tertulis rapih dengan benang dan rajutan ala distro the jakmania. contoh nya; PERSIJA, THE JAKMANIA, atau shall yg bersatu menggambarkan persaudaraan 2 suporter seperti THE JAK AREMA, THE JAK LA.MANIA, THE JAK PASOEPATI dan masih banyak lainnya. termasuk yg terbaru adalah #SAVE PERSIJA, tak luput juga kata-kata rasis yg tertulis seperti "maaf" FUCK VIKING, VIKING ANJING, dan BONEK ANJING.


















4. Kaos atau Kemeja: ini yang pasti di pakai oleh semua kalangan suporter termasuk The Jakmania. kaos ini di dominasi oleh warna kebesaran kami ORENS. cukup keren kalo memakai atribut yg satu ini
. ada berbagai macam jenis dari kaos oblong, kemeja, jaket, rompi, serta kaos yg berkerah. serta motif juga bermacam macam dan tulisan, gambar, serta harapan tertuang dalam baju ini. dan jangan sembarangan pakai misalnya kalo lo pake di kota Bandung dan Surabaya mungkin lo balik tinggal nama doang, karna itu tempat rifal kami bersemayam :D.
INI CONTOH ATRIBUT YG DI KENAKAN MEREKA








 5: Drum: selama pertandingan kami selalu bernyanyi dan beratraktif, tentu kami tidak hanya bernyanyi drum dan penabuhnya pun mengiringi setiap nada nada yang kami keluarkan. Sungguh sangat meriah bila anda datang ke stadion SUGBK dan melihat kekompakan serta lagu lagu yang kami bawakan, kadang kala lagu membawa aroma rasis, tapi untuk sekarang kami jarang memakai lagu yg beraroma rasis. lagu kami tujukan untuk para squad PERSIJA yang sedang berlaga di depan mata kami.




6. GIAN FLAG: ini juga bendera yg begitu besar dan kokoh di kibarkan oleh salah seorang The Jakmania ini membuat para The Jakmania lainnya bersorak dan makin membuat kami larut dalam atmosfit pertandingan. biasa yg membawa GIANT FLAG ini adalh anak anak dari JAKAMPUS dan JAKANTOR. bendera ini di kibar kibarkan selama kami menyanyikan lagi dan beratraktif. Suguh besar bendera ini mungkin kalau saya yg membawa saya tak akan sanggup mengibarkanny
  7; Spanduk/Banner: spanduk merupakan poster berukuran besar yg terdapat tulisan dari mana komunitas mereka berasal misalnya THE JAKMANIA KEMAYORAN, THE JAKAMPUS, THE JAKMANIA CHICAGO dan lain lain, maupun tulisan dukungan untuk Persija.
Sekian yg bisa saya sampaikan untuk para pembaca dan pecinta PERSIJA, mohon maaf bilsa ada yg salah, karna saya juga manusia :). THEEEEE JAAAAK MAAAANNNIIIAAAA
0 komentar

Peran 20 di PERSIJA dan TIM NAS


Bercerita sedikit tentang ke istimewaan seorang yg bernomer punggung 20 di PERSIJA maupun TIM NAS INDONESIA.

Bambang Pangungkas atau yg akrab di sebut "bepe, bambang, gechil". pria berkelahiran Getas. kab. Semarang 10 juni 1980, ini memberi efek yg sangat dasyat untuk Persija dan Tim Nas Indonesia.

karirnya di bidang sepak bola sungguh sangat mencuri hati para pendukung Persija dan Tim Nas. 


lewat aksi goal spek takuler dan selebrasi yg khas dari seorang bepe20, membuat decak kagum para suporter Orens maupun Garuda, selebrasi yg selalu membentangkan tangan ketika ia mencetak goal lalu mengibaskan tangan kanan ke udara yg membuat semua The Jakmania bergemuruh saat bepe ini mencetak Goal.
 selebrasi khas bepe20



prestasi yang di ukirnya di Persija juga tak sedikit misalnya di ambil dari "www.bambangpamungkas20.com"
Di PERSIJA: 
Karir- Persija Jakarta     :    1999 - 2000
- Persija Jakarta     :     2000 - 2005    
- Persija Jakarta     :     2007 - sekarang
Debut5 September 1999, Persija Jakarta Vs PSDS Deli Serdang
Gol159 Gol (Semua Kompetisi Resmi)
Prestasi* Atlet Harapan Terbaik versi Tabloid Bola (1999)      

* Juara Hassanal Bolkiah Tournament Brunei Darussalam (2000)     

* Pencetak Gol Terbanyak Liga Indonesia (2000)     

* Pemain Terbaik Indonesia versi Media GO (2000)     

* Juara Liga Indonesia (2000)     

* Pemain Terbaik Liga indonesia (2001)     

* Pemain Terbaik Indonesia versi ANTV (2003)     

* Pemain Terbaik Copa Djie Sam Soe (2007)     

* Striker Terbaik Copa Djie Sam Soe (2007)     

* Duet Terbaik Copa Djie Sam Soe (2007)
* Atlet Favorit Nickelodeon Indonesia Kid's Choice Awards 2009
* 30 Most Inspiring People Under 30 (The Nation In Action) 2009 by Hard Rock FM Radio
* Most Influential Person In Social Media 2010 (Sports) #Socmed Majalah SWA
* Pemain lokal favorit 2010 versi Duniasoccer.com
* Pemain lokal favorit 2011 versi Duniasoccer.com

 Di Tim Nas Indonesia:


Debut
2 juni 1999, Estonia Vs Indonesia
(Municipal Stadium Valga - Estonia)
Estonia 2 : 2 Indonesia
Gol Pertama2 juni 1999, Estonia Vs Indonesia
(Municipal Stadium Valga - Estonia)
Estonia 2 : 2 Indonesia
Caps92 Senior (Termasuk Ujicoba International)
Gol42 Senior (Termasuk Ujicoba International)
Karir* JUNIOR:
- Timnas U-17 Pelajar Asia 1997 India                  
- Timnas U-18 pelajar Asia 1998 Korea                
- Timnas U-19 1998 Philipina          
- Timnas U-23 Pra Olimpiade 1999 Korea          
- Timnas U-23 Quadrangular Tournament 1999 Malaysia          
* SENIOR:
- Timnas Sea Games 1999 Brunei Darussalam          
- Timnas Pra Piala Asia 1999          
- Timnas Piala Asia 2000 Lebanon          
- Timnas Pra Piala Dunia 2001          
- Timnas Sea Games 2001 Malaysia          
- Timnas Piala Tiger 2002 Indonesia          
- Timnas Sea Games 2003 Vietnam          
- Timnas Piala Asia 2004 China          
- Timnas Pra Piala Dunia 2005          
- Timnas AFF Cup 2006 Singapura          
- Timnas Merdeka Games 2006 Malaysia          
- Timnas Piala Asia 2007 Indonesia          
- Timnas Pra Piala Dunia 2008
- Timnas Piala AFF 2008
- Timnas Piala Kemerdekaan 2009
- Timnas Pra Piala Asia 2009
- Timnas Piala AFF 2010
Prestasi* Juara Quadrangular Turnament Malaysia (1999)     

* Medali Perunggu Sea Games Brunei Darussalam (1999)

* Runner up Tiger Cup Jakarta (2002)

* Top Scorer Tiger cup Jakarta (2002)
* Runner Up Merdeka Games 2006 Malaysia
* Runner Up Merdeka Games 2009 Myanmar
* Juara Piala Kemerdekaan 2009 Jakarta
* Runner Up Piala AFF 2010 Jakarta





bepe di mata saya bukan sekedar pemain yg mengenakan baju warna orens dengan lis putih bernomer punggung 20, melainkan ispirasi yg sangat hebat dan bisa membangkitkan motivasi. Dalam pertandingan memang cocok sekali bepe ini di jadikan Captain di Persija maupun Tim Nas.

sikap yg dewasa membuat dia di segani oleh pemain dan para petinggi di kelompok yg memimpin sepak bola dalam negri, yg saat ini sedang tidak beres :)
tak sedikit dari suporter club lain yg sangat mengaguminya, sayapun bersikap demikian.

`
tak jarang dari The Jakmania yang sampai membuat spanduk dukungan tersendiri kepada bepe, idola mereka yang sedang bertempur diatas hijaunya rumput SUGBK. betapa banyaknya fans bepe20, dia lah Legenda Sepak Bola Indonesia di era ini "Bambang Pamungkas". 
 
 satu yg di suka The Jakmania kepada bepe, dia pemain yg loyal bermain di Persija, tak perna menerima tawaran bermain dari club manapun di Indonesia. dia lah Legenda Persija saat ini, suatu kebanggaan memiliki pemain seperti ini.
 sayang setiap gua melihat penampilannya saat dia berlatih di Gor Ciracas, 1 kesempatan yg saya lewatkan. saya tak bisa berfoto dengannya meski dia sudah di depan mata saya. semoga karir kedepannya dia bisa lebih baik dan makin mantap membela Persija Jakarta






Teruslah berkarya dalam sepak bola Negri ini bepe, negri yg saat ini persepak bolaanya entah mau diapakan oleh pihak yg mementingkan ego dan gengsinya masing-masing. 
Teruslah bersama PERSIJA, dan kami akan setia mendukung dan membelamu, seperti semboyan yg ada pada club eropa Liverpool "Youll Never Wall'k Alone" (Kau tak akan berjalan sendirian) The Jakmania ada bersamamu.


ingin mengenalnya lebih jelas mari saya mengawal anda untuk membuka www.bambangpamungkas20.com

0 komentar

Jangan anggap kami ''ANARKI"

The Jakmania itulah sebutan kami, kami yg mendukung Persija Jakarta. Kami yg selalu loyal dengan club yg saat ini kami dukung. kekompakan serta loyalitas tanpa batas kami yg selama ini kami tuangkan lewat lagu yang kami nyanyikan selama pertandingan berlangsung.


apa kami "ANARKI ?" tentu tak semua dari kami bersikap anarki. hanya ada beberapa element dari kami tidak terkodinir dan liar, mereka terdapat 2 golongan suporter yg tak terkodinir
1. ini yg kami sebut dengan JALI (Jakmania Liar) , suporter ini tidak menonton pertandingan dan hanya berpesta di luar untuk membeli tiket saja mereka tidak mau, dan mengandalkan menjebol pagar stadion. mereka hanya datang untuk meramaikan suasana di luar stadion saja, tanpa masuk dan beli tiket. ini yg membuat kami di sebut "ANARKI". jadi kepada kalian yg hanya diluar, mari kita membeli tiket dan masuk kedalam untuk mendukung penuh "PERSIJA"

2. Jakmania Tawaf, kelompok ini tak beda jauh dengan Jali, peran mereka di stadion adalah hanya muter saja mengelilingi stadion seperti memutari Kakbah. dan sewaktu-waktu mereka akan melempar batu atau jumrah. jadi untuk kelompok ini, buat apa datang ke GBK kalo cuma muter kaya orang gila. mari beli tiket dan masuk untuk "PERSIJA".





3. Nah ini The Jakmania yang sesungguhnya. sebelum pertandingan di mulai mereka berkumpul di masing-masing Korwil (Kordinator Wilayah) yg bertugas membagikan tiket pertandingan. mereka masuk ke dalam stadion dengan tertib dan tidak saling berebut. selama pertandingan mereka selalu menyanyikan lagu untuk tim kesayangan yg mereka dukung "PERSIJA". saat mereka bersama, solidaritas, kekompakan, dan persaudaraan mereka sangat terasa dan atmosfir STADION UTAMA GELORA BUNG KARNO sangat peka.

Ini dia beberapa foto tentang kekompakan mereka saat mendukung Persija

kekompakan dan atmosfirnya sangat terasa, dan membuat hati berdebar. ya This is Persija, This is The Jakmania. mereka mendapat nomor punggung tersendiri dari ofisial Persija yaitu
"THE JAKMANIA12"


























melalui seorang Dirigen, penabuh drum, dan dukungan yg mereka tuangkan dalam bentuk lagu. suara hati Jakmania tersampaikan.
Dan jangan pernah menganggap kami itu anarki. kami yg memberi warna pada sepak bola dalam negri. kami yg selalu ada disaat sepak bola Indonesia sedang turun maupun naik. kau bisa temukan kami dalam stadion dengan kekompakan kami dan nyanyian-nyanyian kami.

mohon maaf jika ada salah kata, ini hanya tuangan kecintaan saya terhadap Persija dan The Jakmania
Salam jempol telunjuk The Jakmania


0 komentar
Profil Persija Jakarta




 
Nama Klub  : Persija Jakarta
Julukan   : Macan Kemayoran
Berdiri   :
Jakarta, 28 November 1928 
Alamat   : Graha Wisata Gelanggang Olahraga Ragunan
                 Lt. 2 Pasar Minggu, Jaksel

Pembina  :  H. Sutiyoso
Panitia Pelaksana :  Rifai Ismail
Manajer :  IGK. Manila
Ass. Manajer             : Ir. T. Ferry Indrasyarief
Coach  : Serghei Dubrovin
Asisten Coach : Isman Jasulmei
Administrasi :  Dzulkifli
Suporter  : The Jakmania
Stadion  : Lebak Bulus
Kapasitas Stadion  : 15000
Prestasi Klub
Tahun Kejuaraan Prestasi

1931     Juara - VIJ Jakarta (nama awal Persija)
1933     Juara - VIJ Jakarta (nama awal Persija)
1934     Juara - VIJ Jakarta (nama awal Persija)
1938     Juara - VIJ Jakarta (nama awal Persija)
1964     Persija Jakarta
1973     Persija Jakarta
1975     Persija Jakarta dan PSMS Medan (juara bersama)
1977     Persija Jakarta
1979     Persija Jakarta
1990     Divisi Utama Peringkat 10

1995     Peringkat 12 Wilayah Barat
1995     Peringkat 13 Wilayah Barat
1996     Peringkat 10 Wilayah Barat
1998     Semifinalis
1999     Semifinalis
2001     Juara Liga Bank Mandiri  
2002     8 Besar Liga Bank Mandiri
2003     Peringkat 7 Liga Bank Mandiri
2004     Peringkat 3 Liga Bank Mandiri 
2005     Runner-Up Liga Indonesia
2005     Runner-Up Copa Indonesia
2006     Liga Indonesia 8 Besar
2006     Copa Indonesia Juara 3

 
Sumber : www.Jakmania.org

INI MACAN KU!!!


"AYO PERSIJA MACAN KEMAYORAN TUNJUKKAN TARINGMU......." ya sepenggal bait awal yel The Jakmania telah dibuktikan oleh skuadra Persija Jakarta yang berjuluk MACAN KEMAYORAN.
Persija sukses menerkam dan menaklukan pasukan dari Bukit Tursina PKT Bontang dengan skor 5-0.
masih didera krisis keuangan tidak membuat pasukan Persija Jakarta main setengah hati,seakan membuktikan loyalitasnya mereka bertarung dengan determinasi tinggi.
5 gol pun tercipta melalui hattrick Greg Nwokolo pada menit ke-8 ,80 dan 88. dan dua gol lainnya disumbangkan Bomber yang dijului "The Flying Header" Bambang Pamungkas dan Striker lincah Aliyudin masing-masing pada menit ke 34 dan 74. Gol-gol ini tidak terlepas dari rapihnya organisasi penyerangan yang dilakukan dari sisi sayap dan tengah tim Persija, serangan bervariasi terus menerus dilancarkan sehingga membuat pertahanan PKT Bontang ambrol dan akhirtnya kebobolan 5 gol.
Semoga Kemenangan ini menjadi awal dari kebangkitan Persija dan kembali merebut singgasana Indonesia Super League yang di kudeta oleh Persipura Jayapura.
Tetaplah bermain konsisten hingga kita mencapai satu cita.
PERSIJA JUARA!!!!

Persija Jakarta

Persija Jakarta

DIBAWAH LAUTAN PASUKAN ORANGE

DIBAWAH LAUTAN PASUKAN ORANGE

YOU"RE NEVER WALK ALONE

PERSIJA KAMU TAKKAN PERNAH SENDIRI
THE JAKMANIA SELALU BERSAMAMU

SEJARAH ULTRAS DAN ULTRAS INDONESIA

Sejarah ULTRAS dan ULTRAS INDONESIA

Ultras diambil dari bahasa latin yang mengandung artian ‘di luar kebiasaan’. Kalangan ultras tidak pernah berhenti menyanyi mendengungkan yel-yel lagu kebangsaan tim mereka selama pertandingan berlangsung. Mereka juga rela berdiri sepanjang pertandingan berlangsung (karena negara-negara yang terkenal dengan ultras nya seperti Argentina dan Italia, menyediakan tribun berdiri di dalam salah satu sudut stadion mereka). Selain itu pun para ultras paling senang menyalakan kembang api atau petasan di dalam stadion karena hal itu didorong untuk mencari perhatian, bahwa mereka hadir di dalam kerumunan manusia di dalam stadion.

“As an ultra I identify myself with a particular way of life. We are different from ordinary supporters because of our enthusiasm and excitement. This means, obviously, rejoicing and suffering much more acutely than everybody else “.

Nukilan kalimat dari seorang anggota Brigate Rossonere, salah satu ultras AC Milan, membantu kita untuk mengenali fenomena ultras. Ultras bukanlah sekadar kumpulan suporter (tifosi) biasa melainkan kelompok suporter fanatik nan militan yang mengidentifikasikan secara sungguh-sungguh dengan segenap hasrat dan melibatkan dengan amat dalam sisi emosionalnya pada klub yang mereka dukung.

Ultras mempelopori suporter yang amat terorganisir (highly organized) dengan gaya dukung ‘teatrikal’ yang kemudian menjalar ke negara-negara lain. Model tersebut sekarang telah begitu mendominasi di Prancis, dan bisa dibilang telah memberi pengaruh pada suporter Denmark ‘Roligans’, beberapa kelompok suporter tim nasional Belanda dan bahkan suporter Skotlandia ‘Tartan Army’

Model tersebut masyhur karena menampilkan pertunjukan-pertunjukan spektakuler meliputi kostum yang terkoordinir, kibaran aneka bendera, spanduk & panji raksasa, pertunjukan bom asap warna-warni, nyala kembang api (flares) dan bahkan sinar laser serta koor lagu dan nyanyian hasil koreografi, dipimpin oleh seorang CapoTifoso yang menggunakan megaphones untuk memandu selama jalannya pertandingan.

Dalam tradisi calcio, ultras adalah “baron” dalam stadion. Mereka menempati dan menguasai salah satu sisi tribun stadion, biasanya di belakang gawang, yang kemudian lazim dikenal dengan sebutan curva. Ultras tersebut menempati salah satu curva itu, baik nord (utara) atau sud (selatan), secara konsisten hingga bertahun-tahun kemudian. Utras dari klub-klub yang berbeda ditempatkan pada curva yang saling berseberangan. Selain itu, berlaku aturan main yang unik yaitu polisi tidak diperkenankan berada di kedua sisi curva itu.

Kelompok Ultras yang pertama lahir adalah (Alm.) Fossa dei Leoni, salah satu kelompok suporter klub AC Milan, pada tahun 1968. Setahun kemudian pendukung klub sekota sekaligus rival, Internazionale Milan, membuat tandingan yaitu Inter Club Fossati yang kemudian berubah nama menjadi Boys S.A.N (Squadre d’Azione Nerazzurra). Fenomena ultras sempat surut dan muncul lagi untuk menginspirasi dunia dengan aksi-aksi megahnya pada pertengahan tahun 1980-an.

Fenomena ultras sendiri diilhami dari demontrasi-demontrasi yang dilakukan anak-anak muda pada saat ketidakpastian politik melanda Italia di akhir 1960-an. Alhasil, sejatinya ultras adalah simpati politik dan representasi ideologis. Setiap ultra memiliki basis ideologi dan aliran politik yang beragam, meski mereka mendukung klub yang sama. Ultras memiliki andil “melestarikan” paham-paham tua seperti facism, dankomunism socialism
.

Mayoritas ketegangan antar suporter disebabkan oleh perbedaan pilihan ideologis daripada perbedaan klub kesayangan. Untungnya, dalam tradisi Ultras di Italia terdapat kode etik yang namanya Ultras codex. Salah satu fungsi kode etik itu “mengatur” pertempuran antar ultras tersebut bisa berlangsung lebih fair dan “berbudaya”. Salah satu etika itu adalah dalam hal bukti kemenangan, maka bendera dariultras yang kalah akan diambil oleh ultras pemenang. Kode etik lainnya ialah, seburuk apapun paratifosi itu mengalami kekejaman dari tifosi lainnya, maka tidak diperkenankan untuk lapor polisi.

Dewasa ini, ultras kerap dipandang sebagai lanjutan atau warisan dari periode ketidakpastian dan kekerasan politik 1960-an hingga 1970-an. Berbagai kesamaan pada tindak tanduk mereka disebut sebagai bukti dari sangkut paut ini. Kesamaan-kesamaan itu tampak pada nyanyian lagu - yang umumnya digubah dari lagu–lagu komunis tradisional - lambaian bendera dan panji, kesetiaan sepenuh hati pada kelompok dan perubahan sekutu dengan ultras lainnya, dan, tentunya, keikutsertaan dalam kekacauan dan kekerasan baik antara mereka sendiri dan melawan polisi!

Bentrok dengan polisi menjadi salah satu tabiat asli ultras. Bagi ultras, polisi adalah hal yang diharamkan alias A.C.A.B (All Cops Are Bastar*s). Sebulan sebelum Sandri terbunuh, muncul klaim dari pihak polisi yang menyatakan bahwa tak kurang dari 268 kelompok ultra dengan aspirasi politik, semuanya memiliki semangat kebencian pada polisi. Selain itu, masih menurut polisi, mayoritas kelompok tersebut berhubungan dengan gerakan ekstrim kanan yang fasis.

Tak hanya polisi, manajemen klub, staff pelatih dan bahkan pemain juga pernah mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari ultras. Beberapa kelompok Ultras dalam menjamin dukungannya (terutama dalam pertandingan tandang), memaksa klub untuk memberi jatah tiket gratis, keuntungan perjalanan, dan bahkan hak atas merchandise. Ketegangan dengan pihak klub kerap berujung boikot dukungan pertandingan di kandang.

Namun sebenarnya ultras tidak seseram yang dibayangkan. Bahkan dibandingkan dengan Hools (FIRM) di inggris. Karena sebenarnya ultras menjauhi yang namanya keributan. (walaupun ada yg suka nyari masalah).Dan tidak semua kelompok ultras berafiliasi politik. memang ada yang kanan, kiri, merah, dsb…Tapi yang tidak bermain politik juga ada.

Pelatih atau manajer yang mundur (bukan karena dipecat manajemen klub) biasanya adalah produk dari tekanan ultras. Dari pihak pemain, Christian “Bobo” Vieri pernah mengalami teror fisik dari ultrasInter, termasuk dirusaknya salah satu properti bisnisnya, karena dianggap berkurang kadar loyalitasnya pada tim.

Dengan kemegahan dan kesuramannya ultras adalah fenomena khas Italia, representasi masyarakat Italia, dan identitas calcio. Seperti halnya kualitas Lega Serie A yang menjadi kiblat dunia sepak bola, seperti sistem catenaccio yang mengilhami banyak pelatih di dunia, maka aksi ultras di stadion pun menjadi rujukan dan referensi bagi suporter-suporter negara lain, termasuk kelompok suporter di Indonesia.

Suporter Indonesia Rasa Ultras
Suporter di Indonesia sedang berada dalam periode bertumbuh. Dalam lima tahun terakhir ini, muncul kelompok-kelompok suporter terorganisir. Suatu fenomena yang berdampak amat positif bagi perkembangan sepak bola nasional. Kehadiran kelompok suporter ini sedikit banyak merubah gaya dukung dan pola perilaku penonton di lapangan. Secara keseluruhan, berdampak pada industri sepak bola nasional yang lebih semarak dan berwarna.

Tak bisa dipungkiri aksi-aksi kreatif kelompok suporter di Indonesia ini mengadopsi gaya suporter luar negeri. Meski di kemudian hari, terjadi proses kreatif dengan lebih banyak menampilkan produk budaya lokal. Suporter luar negeri yang menginspirasi itu bisa dari Barras Bravas (Argentina/Amerika Latin),Roligan (Denmark), Tartan Army (Skotlandia) dan tentunya Italian Ultras!

Kentalnya budaya ultras bisa dilihat dengan teramat jelas dari atraksi kelompok suporter kita di lapangan. Mulai dari menempati sisi tribun tertentu meski tidak selalu di belakang gawang. Namun yang konsisten di sekitar belakang gawang diantaranya yaitu ,Utras Persija,Orange Street Boys(Persija),Slemania (PSS Sleman), dan Brajamusti (PSIM Jogjakarta), sedangkan beberapa kelompok suporter lainnya lebih suka di tribun tengah menghadap kamera! Menggunakan istilah asing (Ultras) terkadang tidak juga salah asal mengerti dan paham mengenai istilah tersebut. Ultras yang dipakai lebih ke mentalitasnya.. nilai2nya… Saat supporter berdiri 90 menit dan meneriakkan lagu2 pembangkit semangat (bukan lagu2 cacian kepada suatu kelompok), tak peduli hasil yang dicapai,itu juga merupakan bagian dari nilai2 ultras… saat anda melakukan koreografi2 memukau, itu bagian dari nilai2 ultras..ataupun saat kami bertempur dengan supporter , itu juga bagian dari nilai2 ultras..yang jelas Ultras tidak akan menyerang jika tidak diserang terlebih dahulu,tidak akan menolong jika tidak diperlukan

Tapi nilai2 itu, pastilah tercampur dengan budaya kita sendiri… terkadang  beberapa komunitas di dalam suporter Persija juga menggunakan istilah ultras, walaupun saat mengaku ultras, mereka dengan bangganya berfoto2 menunjukkan identitas mereka, ya mungkin itu pemahaman akan arti ultras oleh mereka…(narsisme)… Di Luar Negri (Italy,Inggris,German,dll) seorang ULTRAS mungkin tidak punya KTA/ID Card atau bahkan kelompok tersebut sampai memiliki AD/ART karena mereka sangat paham arti kata Ultras, alasan mereka datang ke stadion benar-benar dari Hati dan Jiwanya..bukan juga karena UANG…sedangkan di INDONESIA UANG adalah alat detok sempurna untuk sebuah loyalitas..Orang bisa pindah agama,keyakinan,Klub,bahkan Partai.. Bagi saya AGAMA bisa dipeluk oleh ribuan bahkan jutaan umat,TETAPI SEORANG  manusia hanya bisa PELUK SATU AGAMA, apabila ada yg percaya selain TUHANnya maka disebut Musyrik Bahkan KAFIR…Team Sepakbola yang saya dukung  Bisa didukung oleh puluhan ribu supporter,TETAPI SEORANG SUPPORTER HANYA BISA MEMILIH SATU TEAM SEPAKBOLA SAJA…Tetapi jika mendukung lebih dari satu  team,maka bisa disebut orang yang tidak memiliki komitmen atau bahkan bisa dicap Pengkhianat…maka d iIndonesia muncul slogan seperti SATU JAKARTA SATU (PERSIJA) ,SALAM SATU JIWA(AREMA) dll. Pendukung suatu klub tak harus wadah tunggal (seperti Orde Baru). Apalagi saat ini, mereka (kelompok suporter) melengkapi dengan AD/ART bahkan disahkan dengan akte notaris segala. Ujung-ujungnya adalah konflik kepentingan dan potensi dimanfaatkan elit politik. Contoh di SRIWIJAYA FC supporter Singamania dan Beladas, di Persiba ada PFC dan Balistik, di PERSIJAP ada Banaspati dan JETMEN,dll

Nah kalo ultras di Indonesia itu yang hebat, terlalu rapi. Kalo diluar negeri mereka hanya merupakan komunitas ataupun kelompok. Kalo disini, kebanyakan merupakan organisasi yang memiliki AD/ART. Parahnya masyarakat awam tidak bisa membedakan yang mana julukan suporter dengan nama kelompok suporter. Seperti contoh The Jakmania. Yang merupakan organisasi suporter pendukung Persija, tapi sering diartikan sebagai julukan untuk menyebut seluruh suporter Persija. Padahal gak semua suporter Persija adalah anggota The Jakmania. Dan memang tidak semua klub punya julukan bagi suporter mereka.

Dirijen seperti Yuli Sumpil, yang sohor itu adalah manifestasi seorang CapoTifoso. Yuli memiliki wibawa seorang CapoTifoso, apabila ia memerintahkan untuk melakukan suatu gerakan maka akan dipatuhi oleh suporter termasuk (seandainya) memerintahkan mengintimidasi pemain lawan dengan lemparan benda-benda, tetapi apabila ia melarang, maka tidak ada satu pun suporter yang berani melawannya. Walaupun ada yang berpendapat seorang Yuli Sumpil tidak pantas disebut demikian Karena dia “hanya” memimpin Aremania. Beda dengan capo tifoso di curva sud atau nord di Itali misalnya. Yang tidak hanya memimpin kelompoknya, tapi memimpin seluruh kelompok yang ada di curva itu, untuk membentuk koreo yang indah..

Belum lagi kostum yang terkoordinir, dan bentangan spanduk yang di pinggir-pinggir lapangan adalah rasa ultras pada suporter Indonesia. Sayangnya, prestasi tim nasional dan klub-klubnya tak semanis prestasi Squadra Azurri dan wakil-wakil Serie A di Eropa. Pahit getir sepak bola Indonesia terutama sekali saat menilik kelakuan oknum pengurus dibawah kepemimpinan Yang “Terhormat” Nurdin Halid!

Seorang Ultras sejati tidak memiliki nama -hanya teman dekat yang mengetahuinya-. Seorang Ultras sejati tidak dikenal oleh orang lain, kepalanya selalu tertutup oleh “hood”, hidung dan mulutnya selalu ditutup oleh syal. Seorang Ultras sejati tidak mengikuti mode dan hal teranyar lainnya. Saat seorang Ultra berjalan dikeramaian, kendati tanpa logo supporter, dia akan mudah dikenal orang lain.

Seorang Ultra sejati hanya menyerang jika diserang dan akan menolong jika diperlukan. Seorang Ultra sejati tidak akan berhenti kendati tiba di rumah dan membuka syalnya. Ultra Sejati akan selalu bertarung tujuh hari dalam seminggu.
Ultra tua akan memimpin dan memberikan contoh kepada yang muda. Ultra muda harus memberikan rasa hormat kepada yang tua. Ultra muda akan merasa bangga jika berdiri berdampingan dengan yang tua, mereka akan belajar dari kritikan si tua. Yang muda akan bersemangat jika mendapat jabatan tangan erat dari yang tua.
Saat orang normal melihat tingkah laku Ultra, mereka tidak akan mengerti, tetapi Ultra memang tidak ingin dimengerti atau menjelaskan arti keberadaan mereka. Setiap Ultra berbeda; ada yang mengenakan logo supporter atau tim ada juga yang tidak pernah menggunakan keduanya. Ada yang bepergian dalam sebuah kelompok ada yang pergi secara individu.
Kendati berbeda, satu hal yang membuat mereka bersatu adalah kecintaan terhadap klub, hasrat mereka untuk berdiri selama 90 menit tidak peduli hujan atau dingin. Mereka bersatu dan menghangatkan diri dengan teriakan keras dan serempak, bersatu kendati tertidur setengah mabuk di sebuah kereta atau bis yang membawa mereka pada pertandingan tandang, bersatu karena konvoi di pusat kota tim lawan, bersatu karena berbagi sedikit makanan setelah berjam-jam menahan rasa lapar, bersatu karena berbagi sebatang rokok, bersatu karena berpenampilan sama, bersatu karena idealisme, bersatu karena memiliki MENTALITAS yang sama.
Semua hal diatas menyatukan kami sekaligus menjauhkan kami dari bagian dunia yang lain; dari orang tua yang khawatir, dari sepupu yang bodoh, dari teman sekolah atau rekan kerja, dari guru atau bos yang tidak memiliki rasa toleransi. Ultras tidak pernah melakukan vandalisme atau kekerasan tanpa alasan. Ini hanya cara untuk bertahan dari hidup yang sudah terkena krisis masalah sosial, acara televisi yang bodoh,  disko yang terus menerus menarik anak muda dan terpenting tindakan represif  yang tidak dapat dibenarkan (polisi dan federasi).

Menjadi Ultra adalah seperti ini dan masih banyak lainnya seperti emosi dan hasrat yang tidak dapat dijelaskan kepada orang lain yang tidak mau mengerti atau kepada orang yang biasa memutar kepala dan melanjutkan hidup di balik kaca, orang yang tidak memilik cukup NYALI untuk menghancurkan kaca dan memasuki DUNIA KITA!
Ultras.. Sebuah kata yang akhir2 ini sangat sering disebut oleh media2 di tanah air seiring dengan banyaknya tindakkan hooliganisme yang dilakukan beberapa kelompok ultras di Italia. Sangat lucu sekali membaca beberapa comment di media yang menyebutkan bahwa ultras memiliki arti ‘garis keras’ yang selalu di indentikkan dengan hooliganisme. Tapi apa mau dikata, begitulah media, begitulah jurnalis, mereka hanya bisa menulis apa yang bisa mereka lihat tanpa harus benar2 mengerti dan benar2 memahami objek yang mereka jadikan berita.
Perlu sedikit diluruskan mengenai makna kata ‘ultras’ sendiri. Ultras bukan nama, Ultras adalah istilah.. sama dengan kata hooligan yang juga merupakan sebuah istilah. Kata ultras sendiri berasal dari suku kata Ultra yang dalam bentuk kata sifat berarti ekstrim dan dalam kata benda berarti ekstrimis penambahan huruf s sebagai penunjuk bentuk jamak (kelompok). Kata ekstrim sendiri berarti ‘yang ter-‘. ‘yang paling’. ‘melebihi yang lain’, atau ‘lebih dari biasa’. Bila dihubungkan dengan konteks supporter bisa dikatakan bahwa ultras berarti kelompok supporter yang memiliki fanatisme, rasa cinta, dan dukungan yang lebih dari supporter biasa. Sedangkan Hooligan sendiri adalah istilah yang berarti ‘perusuh’ atau ‘suka berbuat onar’.
Ciri2 kelompok supporter Ultras adalah Selalu bernyanyi mendukung kesebelasan kebanggaanya, mendukung tim mereka baik dikandang sendiri maupun dikandang lawan, dan tak pernah meninggalkan tim kebanggannya baik saat jaya maupun saat terpuruk. Dari ciri2 kelompok ultras
sendiri bisa dikatakan bahwa hampir semua kelompok supporter di Indonesia adalah Ultras. Slemania itu ultras, The Jak itu ultras, Aremania itu ultras. klompok supporter lainnya juga ultras. Walau mereka tidak ada embel2 kata ultras dalam organisasi mereka tapi istilah ultras tetap mereka sandang karena mereka semua memiliki karakter dan mentalitas ultras. Meski demikian, ada banyak juga kelompok supporter (termasuk kami sendiri) yang menggunakan kata ultras sebagai nama kelompok mereka.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Ultras dan Hooligans adalah dua istilah yang berbeda dengan pengertian yang berbeda pula. Hampir semua hooligans adalah Ultras, tapi tidak semua Ultras adalah hooligans..!!
HOOLIGANS  adalah fans sepakbola yang brutal ketika tim idolanya kalah bertanding. Hooligan merupakan stereotif supporter sepakbola dari Inggris, namun akhi-akhir ini menjadi fenomena dunia termasuk negara Indonesia sendiri. Sebagian besar dari hooligan adalah para backpacker yang berpengalaman dalam melakukan sebuah perjalanan. Tidak sedikit dari mereka yang sering keluar-masuk penjara karena sering terlibat dalam sebuah bentrokan. Mereka jarang menggunakan pakaian yang sama dengan tim pujaannya agar tidak terdeksi kehadiran mereka oleh pihak aparat. Meski demikian, keunggulan dari hooligan ini mereka paling anti menggunakan senjata dalam melakukan sebuah duel, karena menurut mereka itu hanyalah sebuah cara yang dilakukan oleh sekelompok banci.

Diantara Supporter Persija ada juga  yang memang lahir dari komunitas hardmods, bootbois, skinhead, rudeboys, casuals, dll.. dan membentuk suatu kelompok yang disebut Persija FIRM (Tiger Boys) seperti di Inggris, namun disisi lain mereka membakar flare dan membuat syal komunitas, ya mungkin itu kreatifitas mereka, karena mengikuti suatu kultur, lagipula tidak berarti harus mengikuti semua pakem bakunya. (berbagai sumber)

Sejarah Terbentuknya Jak Mania

Jakmania atau nama lengkapnya The Jakmania merupakan kelompok suporter dari kesebelasan sepakbola Persija Jakarta. Jakmania sudah berdiri sejak Ligina IV tepatnya pada tanggal 19 Desember 1997.  Ide berdirinya The Jakmania, pertama kali dicetus oleh manajer Persija waktu itu adalah Diza Rasyid Ali. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Sutiyoso sendri menjabat sebagai pembina Persija Jakarta. Ia sangat menyukai sepak bola, kecintaannya pada sepakbola inilah, membuat ia ingin membangkitkan dan menghidupkan kembali sepakbola di Jakarta baik tim maupun pendukung atau supporter.

The Jakmania mempunyai markas atau sekretariat di Stadion Lebak Bulus. Di sinilah biasa digunakan para The Jakmania untuk melakukan kegiatan kumpul bersama guna membahas perkembangan The Jakmania serta laporan – laporan dari setiap bidang kepengurusan The Jakmania, tak lupa di markas inilah mereka melakukan pendaftaran atau registrasi anggota baru The Jakmania.
The Jakmania beruntung mempunyai Edi Supatmo yang pada waktu itu menjabat sebagai humas Persija Jakarta. Ia berhasil menciptakan lambang bagi The Jakmania yaitu sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Lambang tersebut masih dipertahankan dan selalu diperagakan hingga sekarang karena merupakan symbol jati diri Jakmania.



Anggota
Pada awal terbentuknya organisasi The Jakmania, anggotanya hanya berjumlah 100 orang, dengan pengurusnya sebanyak 40 orang. Berkat keahliannya dalam mengurus organisasi, para pengurus The Jakmania menemukan ide cemerlang untuk menambah anggota The Jakmania. Momentum itu tidak lain adalah saat Tim Merah Putih Indonesia berlaga jelang Piala Asia. Mereka membagikan formulir kepada penonton di luar Stadion Gelora Bung Karno. Berkat kegiatan ini, banyak orang mendaftar sebagai anggota The Jakmania dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat 30.000 anggota lebih yang menjadi The Jakmania. Makin banyaknya anggota membuat pengurus perlu membentuk kordinator wilayah, dan melihat data anggotanya yang ada saat ini maka terbentuklah 50 konwil ( kordinator wilayah).

Kepengurusan
Adalah Gugun Gondrong yang merupakan salah satu sosok yang paling ideal untuk memimpin The Jakmania. Dipilihnya Gugun Gondrong karena ia figur yang dikenal masyarakat banyak, walaupun Gugun Gondrong dari kalangan artis tetapi ia ingin disamakan dengan yang lainnya, tidak ada perbedaan diantara anggotanya, semuanya sama tidak ingin perlakukan khusus atau berlebihan diberikan kepadanya.


Seiring berjalannya waktu, kepengurusan Gugun Gondrong pun berakhir. Dan ia digantikan oleh Ir. T. Ferry Indrasjarief atau biasa disapa dengan Bung Ferry. Bung Ferry menjabat untuk periode 1999 – 2001. Keberhasilannya dalam mengolah organisasi ini menjadi lebih baik membuat ia terpilih dan dipercaya kembali untuk memimpin The Jakmania, untuk periode 2001 – 2003, 2003 – 2005.

Keberhasilannya memimpin The Jakmania selama 3 periode ini menuai banyak kesuksesan. Maklum saja, Ir. T. Ferry Indrasjarief atau Bung Ferry ini memang dibesarkan dalam kegiatan organisasi dan Bung Ferry ini pernah menjadi anggota supporter Commandos Pelita Jaya, The Jakmania
Setelah kepemimpinan Bung Ferry, The Jakmania mengadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih ketua umum baru The Jakmania periode 2005 – 2007. Akhirnya setelah melalui proses yang agak panjang, terpilihlah Hanandiyo  Ismayani atau biasa disapa dengan Bung Danang.